Minggu, 29 November 2015

Islam bukan Teroris!

DURHAM -- Direktur Penanganan Terorisme dan Keamanan Dalam Negeri Inggris di Durham, David Schanzer mengatakan bahwa jangan pernah menghubungkan agama tertentu dengan aksi terorisme yang semakin meningkat akhir ini.

Menurut Schanzer, orang yang beragama lebih kuat untuk melakukan penolakan terhadap radikalisme. Ia juga menilai bahwa orang yang memiliki keyakinan dan beragama lebih memilih untuk hidup damai dan berdampingan. Sebagaimana diketahui bahwa agama Islam kini semakin kuat dikaitkan dengan aksi terorisme. Hal itu tentu menguatkan rasa sentimen masyarakat non-Muslim kepada umat Islam di seluruh dunia.
Negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim sudah diadu domba oleh “tangan-tangan jahat” yang tidak terlihat, padahal kalau mau dilihat dan mau dipelajari polanya hampir sama, adanya "campur tangan" asing.

Referensi film PK mencari Tuhan di Dunia

Sutradara : Rajkumar Hirani
Penulis : Hirani dan Abhijat Joshi
Pemain : Aamir Khan, Anushka Sharma, Sushant Singh, Rajput, Boman Irani, Saurabh Shukla, Sanjay Dutt
Genre : Drama, Komedi
Rilis : 19 Desember 2014
Peekay ini mahhluk humanoid atau alien yang pergi berkunjung ke planet Bumi. Secara fisik ia tidak berbeda dengan manusia di Bumi, hanya saja ia tidak mengenakan apa-apa hanya ada kalung di lehernya dan hanya bisa berkomunikasi secara telepati. Setibanya di Bumi, kalungnya yang digunakan sebagai remote memanggil pesawat telah curi oleh manusia. 
di padang pasir yang luas di desa Mandawa, datanglah sebuah pesawat luar angkasa beserta satu orang ‘penghuni’nya. Kita biasa menyebutnya dengan sebutan Alien. Datang ke bumi dengan niat mempelajari apa saja yang biasa manusia lakukan di bumi. Namun, justru ia tertimpa suatu kemalangan. Kalung yang ia pakai, yang merupakan remote control untuk memanggil pesawatnya dan kembali pulang, malah di rampok oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab. Alien tersebut yang sama sekali tidak mengerti bahasa manusia, berusaha untuk menemukannya. Hingga akhirnya ia menemukan cara untuk mempermudahkannya.
Sedangkan, ditempat lain..
Jaggu (Jaggat janani – Anushka Sharma) yang sedang berada di kota Belgia untuk menjalankan tugasnya sebagai pembawa berita, bertemu dan jatuh cinta pada seorang Muslim yang bernama Safraz Yusuf. Namun, keluarga Jaggu menolak bahkan tidak mengizinkan Jaggu untuk dekat dengan Safraz. Ada seorang pemuka agama di Delhi, Tapasvi, yang memberitahukan, bahwa muslim itu penipu, Safraz akan menipu Jaggu. Dia tidak sungguh-sungguh mencintai Jaggu dan hanya akan mempermainkannya. Hingga akhirnya Jaggu geram, karena sang Ayah selalu saja percaya dengan apa yang dikatakan Tapasvi. Ia ingin menunjukkan bahwa ucapan Tapasvi tersebut  tidaklah benar dengan cara: mengajak Safraz untuk segera menikahinya.
Keesokan harinya, Jaggu menunggu Safraz untuk menikah di sebuah gereja. Namun, ia mendapatkan surat dari seorang anak kecil yang tidak ia kenal. Yang beratasnamakan Safraz, bahwa ia tidak dapat menikahi Jaggu karena perbedaan keyakinan, adat, serta Negara. Jaggu sangatlah kecewa dan patah hati menerima surat itu. Ia pulang ke Delhi dengan harapan dapat melupakan Safraz.
Ia bekerja sebagai pembawa berita, jika ia tidak mendapatkan berita, makan ia harus mengarang-ngarang cerita untuk diberitakan. Begitulah system perusahaan tempat ia bekerja. Dan, ia mulai jenuh dengan semua kepura-puraan yang dilakukan perusahaan tempatnya bekerja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan Alien yang ‘tersesat’ dalam sebuah kejadian. Dan, Alien itu memperkenalkan namanya adalah PK. Singkatan bahasa India, Peekay (pemabuk).
Jaggu merasa aneh melihat tingkah laku PK yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang. Dan ia berniat untuk mencari tahu siapa sebenarnya PK. Awalnya Jaggu tidak percaya kalo PK adalah seorang Alien. Tapi, seiring berjalannya waktu. Bukti-bukti yang PK lakukan semakin menunjukkan bahwa ia bukan manusia yang berasal dari bumi seperti yang ia katakana selama ini. Jaggu pun akhirnya membantu PK untuk menemukan remote controlnya agar dapat kembali ke dimana-ia-berasal.
Sekilas memang terlihat kalau film ini begitu kontroversi. Bukan hanya dari jalan cerita yang gue buat diatas, melainkan poster final yang dibuat pun menuai banyak kontroversi. Tapi, jangan hanya menilai buku dari covernya. Jangan hanya menilai film ini tidak layak hanya dari sekilas sinopsisnya. Endingnya, gak seperti yang dibayangin orang sebelum nonton filmnya. Gak ada yang namanya saling menjelekkan agama atau menjatuhkan. Justru film ini memberikan tamparan keras  buat beberapa pemuka agama yang memanfaatkan agama di bidang sosial untuk kepentingan pribadi. Misalnya; jadi seorang pemuka agama yang tetap ‘mencari’ sisi komersilnya. Katakanlah komersialisasi agama. Mengeruk uang dari masyarakat penuh ketakutan maupun keragu-keraguan untuk kepentingan pribadi dengan dalih agama. Menunjukkan betapa agama kerap kali disalahgunakan – dijadikan sebagai kedok atau tameng – demi melegalkan tujuan tertentu.
Jalan cerita yang gak terlalu rumit, tapi mengajarkan banyak arti didalamnya. Cinta, persahabatan, dan keyakinan.
Menurut saya salah kalo kalian menilai hanya dari sudut pandang negativenya aja tanpa melihat sisi positive. Oke, mungkin hal yang menjadi pemicu komentar negative sebagian orang adalah, karena melibatkan 5 agama yang masing-masing orang percayai.
Awal cerita kalian bakal disuguhin sama tingkah kocaknya amir khan yang bergaya seperti mr. bean. Dan, setelahnya film ini akan mulai memainkan emosi kalian. Film ini cukup menarik buat gue, bener-bener menaik dan turunkan emosi ketika menonton.
Diantara banyaknya komentar miring tentang film PK ini, terdapat banyak pujian.

Pembantaian yang dilakukan Biksu Myanmar kepada Muslim Rohingya


Di Myanmar bisa dikatakan muslim adalah agama minoritas. Mengapa Biksu Wirathu sangat benci terhadap Muslim Rohingya hingga kemudian melancarkan kampanye provokatif yang menyulut pembantaian, padahal dalam teorinya agama Budha mengajarkan kedamaian dan kasih sayang? Pria pencetus gerakan anti-Islam 969 itu berdalih, muslim Rohingnya adalah anjing gila.
 
Hal itu tidak disebutkan Wirathu secara sembunyi-sembunyi tetapi langsung dikatakannya dalam khutbah yang diliput media internasional, menggambarkan betapa secara terang-terangan ia memproklamirkan diri sebagai musuh Islam.

Seorang tokoh biksu nasionalis Wirathu mengungkapkan alasan konflik agama yang terjadi di Myanmar. Alasannya  adalah karena takut Myanmar  akan seperti negara Indonesia setelah agama Islam masuk pada abad  ke-13 dan akhirnya berhasil menyebar dan menjadi agama mayoritas pada abad akhir ke-16 khususnya di pulau-pulau besar dan utama.

Telah dua tahun pidato anti-Islam itu didengungkan Wirathu dan hingga kini ia tidak berubah. Masih memusuhi Muslim Rohingya, bahkan memprovokasi kaum Budha untuk memboikot dan membantai mereka.

Biksu Wirathu lahir pada 10 Juli 1968. Ashin Wirathu, nama lengkapnya. Ia yang mencetuskan gerakan ‘969’; sebuah gerakan anti-Islam yang kemudian membantai muslim Rohingya dan mengusir mereka dari tanah kelahirannya.

Catatan hitam Wirathu mencuat sejak tahun 2001. Waktu itu ia menghasut kaum Budha untuk membenci muslim. Hasilnya, kerusuhan anti-Muslim pecah pada tahun 2003. Wirathu sempat mendekam di penjara. Namun ia dibebaskan tepatnya pada tahun 2010 atas amnesti amnesti yang juga diberikan untuk ratusan tahanan politik.

Wirathu kini menjabat sebagai kepala di Biara Masoeyein Mandalay. Di kompleks luas itu Wirathu memimpin puluhan biksu dan memiliki pengaruh atas lebih dari 2.500 umat Budha di daerah tersebut. Dari basis kekuatannya itulah Wirathu memimpin gerakan anti-Islam “969”.

Entah sejak kapan Wirathu mendengungkan kampanye. Namun kampanye provokatif itu mulai meluas pada awal 2013. Ia berpidato di berbagai tempat, menyalakan kebencian kaum Budha atas umat muslim. Selain melalui pidato, gerakan 969 juga menyebar dengan cepat melalui stiker, brosur dan sebagainya. Kebencian dan anti-Islam meluas dengan cepat, berbuah pembantaian dan pengusiran Muslim Rohingya.
“Saya bangga disebut sebagai umat Buddha garis keras,” tutur Ashin
Ribuan muslim Rohingya dilaporkan terbunuh dalam pembantaian selama beberapa tahun terakhir. Sisanya bertahan hidup dengan keterbatasan dan ketertindasan. Ratusan orang mencoba pergi menyelamatkan diri, hingga pekan lalu sampai di Aceh Sumatera Utara setelah mengarungi laut lepas dengan kapal sederhana. Mereka tak mau kembali ke Myanmar karena menghadapi pembantaian.
Pemerintah Myanmar tak mengakui kewarganegaraan Rohingya karena menganggap kelompok  muslim ini bukan merupakan kelompok etnis yang sudah ada di Myanmar sebelum kemerdekaan negara itu pada 1948. Hal itu di tegaskan oleh Presiden Myanma, Thein Sein, dalam Al Jazeera 29 juli 2012, bahwa Myanmar tak mungkin memberi kewarganegaraan kepada kelompok Rohingya yang di anggap imigran gelap dan pelintas batas Bangladesh.

Saya akan membahas pihak dari pemerintah Myanmar yang tidak setuju terhadap  pemberian hak kewarganegaraan pada komunitas Muslim Rohingya. Sudah jelas bahwa Rohingya merupakan komunitas migran dari Bangladesh yang sudah ratusan tahun tinggal di arakan. Sebagai komunitas yang sudah lama menetap di sebuah wilayah yang kini di klaim oleh myanmar menjadi bagian dari wilayahnya, tentu saja seharusnya sudah selayaknya mereka mendapatkan hak-hak dasar mereka, terutama kasus kewarganegaraan.

Membantu orang lain – membantu diri sendiri

Ada kisah tentang seorang laki-laki yang melakukan pendakian gunung. Dia dikejutkan oleh badai salju yang datang tiba-tiba dan dengan cepat kehilangan jalan. Dia tahu bahwa dia memerlukan perlindungan dengan cepat kalau tidak dia akan mati membeku. Walaupun sudah melakukan banyak usaha tapi tangan dan kakinya dengan cepat sudah menjadi mati rasa.

Dalam pengembaraannya, secara tidak sengaja dirinya tersandung tubuh laki-laki lain yang sudah hampir beku. Pendaki ini harus membuat keputusan. Apakah dia akan menolong laki-laki itu ataukan dia harus meneruskan perjalanannya dengan harapan bisa menyelamatka diri sendiri?

Dalam waktu sesaat dia mengambil keputusan dan melepas sarung tangannya yang basah. Dia berlutut di samping tubuh laki-laki itu dan membantu mengurut tangan dan kakinya. Setelah pendaki ini bekerja selama beberapa menit, laki-laki itu mulai memberikan tanggapan dan segera bisa berdiri. Bersama-sama kedua laki-laki ini yang saling membantu, mendapatkan pertolongan. Di kemudian hari, pendaki ini diberitahu bahwa dengan menolong orang lain, dia juga menolong dirinya sendiri. Mati rasanya hilang ketika dia membantu mengurut tangan dan kaki orang asin itu. Kegiatannya yang semakin banyak membantu memperlancar peredaran daranya serta mendatangkan kehangatan pada tangan dan kakinya sendiri.

Merupakan hal yang ironis tetapi tidak mengherankan bahwa ketika dia kehilangan perhatian atas dirinya sendiri dan kesulitannya dan berfokus pada orang lainnya maka dia telah memecahkan masalah bagi dirinya. Satu-satunya cara untuk mencapai puncak gunung kehidupan adalah melupakan sifat egois kita dan mau menmbantu orang lain untuk mencapai keberhasilan yang lebih tinggi.