Minggu, 22 November 2015

Menyantuni kaum dhuafa tanpa membedakan agama

  Nama: DENISA AL ISLAMI
         NIM: 15.E1.0253
          DOSEN PEMBIMBING: GREGORIOUS DARU

  
Dewasa ini banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan. Akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang hingga sekarang belum ada ujungnya. Banyak terdapat kaum dhu’afa yang membutuhkan uluran tangan dari semua yang berada di kalangan atas. Dhu’afa sendiri merupakan sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau mereka yang tertindas.
Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Hidup mereka yang seperti itu bukan terjadi dengan sendirinya tanpa adanya faktor yang menjadi penyebab. Adanya kaum dhuafa telah menjadi realitas dalam sejarah kemanusiaan.
Dari segi ekonomi kaum dhu’afa merupakan seseorang yang fakir dan miskin (tertekan keadaan) tetapi bukan dalam keadaan malas. Dari segi fisik, kaum dhu’afa merupakan seseorang yang kurang tenaga (bukan keadaan malas). Dari segi otak kaum dhu’afa merupakan seseorang yang bodoh dan juga bukan dalam keadaan malas. Dari segi sikap, kaum dhu’afa merupakan seseorang yang terbelakang (bukan karena malas).


Pengertian kaum dhu’afa sendiri sudah jelas disebutkan dalam QS. An-Nisa’ : 9
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah (dhi’afan) yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka”
Islam berpihak terhadap kaum dhu’afa. Keberpihakan islam bukan sebatas pada aktivitas yang memecahkan berbagai masalah sosial dan kemanusiaan kaum dhu’afa, melainkan lebih dari itu adalah untuk menyelamatkan para kaum dhu’afa dari bahaya kesesatan dan kekafiran, yang kemudian membawa para kaum dhu’afa menuju keselamatan, kedamaian, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Allah SWT dan Rasulullah SAW dengan jelas memihak kaum dhuafa, maka tidak sedikit ayat Al-Qur’an yang membunktikan keberpihakan Allah SWT tersebut. Begitu pula beberapa hadist yang membuktikan keberpihakan Rasulullah SAW. Keberpihakan yang diberikan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW kepada kaum dhuafa sedemikian besar dan tinggi. Allah SWT tidak menghendaki kaum dhuafa yang hidupnya penuh dengan kesulitan dan berbagai penderitaan, bertambah parah
Disini saya dan kelompok saya tidak memilih-milih saat membagikan jajanan kepada anak-anak kaum dhuafa kami membagikan disuatu daerah di pinggir jalan di saat mereka sedang berjualan koran di siang hari yang sangat panas, kami memberikan dengan ikhlas tanpa membedakan agama,jenis kelamin dsb. karena jelas di dalam islam bukan jadi masalah jika niat membantu dengan tulus dan ikhlas dari hati.

7 komentar:

  1. Wah masih ada ya anak muda yang mau bersosial seperti kamu :) lanjutkan kegiatan-kegiatan seperti ini yaaa

    BalasHapus
  2. sudah seharusnya anak-anak seperti mereka dibahagiakan oleh orang2 yang nasibnya lebih beruntung daripada dia

    BalasHapus
  3. Di jaman yang seperti ini masih ada saja yang perduli saling berbagi alhamdulillah yaa

    BalasHapus
  4. hati saya adem menyaksikan masih ada orang-orang seperti kalian yang mau berbagi dengan sesama yang kurang beruntung

    BalasHapus
  5. Subhanallah, ternyata kakak dan kelompoknya masih perduli dengan kaum dhuafa dan sedikit berbagi rezeki yang kakak punya

    BalasHapus
  6. Lanjutkan terus proyek kebaikan nya kak! Walaupun tidak seberapa tapi otomatis sudah membantu mereka dan membuat anak2 itu senang

    BalasHapus