Di Myanmar bisa dikatakan muslim adalah agama
minoritas. Mengapa Biksu Wirathu sangat benci terhadap Muslim Rohingya hingga
kemudian melancarkan kampanye provokatif yang menyulut pembantaian, padahal
dalam teorinya agama Budha mengajarkan kedamaian dan kasih sayang? Pria
pencetus gerakan anti-Islam 969 itu berdalih, muslim Rohingnya adalah anjing
gila.
Hal itu
tidak disebutkan Wirathu secara sembunyi-sembunyi tetapi langsung dikatakannya
dalam khutbah yang diliput media internasional, menggambarkan betapa secara
terang-terangan ia memproklamirkan diri sebagai musuh Islam.
Seorang
tokoh biksu nasionalis Wirathu mengungkapkan alasan konflik agama yang terjadi
di Myanmar. Alasannya adalah karena
takut Myanmar akan seperti negara
Indonesia setelah agama Islam masuk pada abad
ke-13 dan akhirnya berhasil menyebar dan menjadi agama mayoritas pada
abad akhir ke-16 khususnya di pulau-pulau besar dan utama.
Telah dua
tahun pidato anti-Islam itu didengungkan Wirathu dan hingga kini ia tidak
berubah. Masih memusuhi Muslim Rohingya, bahkan memprovokasi kaum Budha untuk
memboikot dan membantai mereka.
Biksu
Wirathu lahir pada 10 Juli 1968. Ashin Wirathu, nama lengkapnya. Ia yang
mencetuskan gerakan ‘969’; sebuah gerakan anti-Islam yang kemudian membantai
muslim Rohingya dan mengusir mereka dari tanah kelahirannya.
Catatan
hitam Wirathu mencuat sejak tahun 2001. Waktu itu ia menghasut kaum Budha untuk
membenci muslim. Hasilnya, kerusuhan anti-Muslim pecah pada tahun 2003. Wirathu
sempat mendekam di penjara. Namun ia dibebaskan tepatnya pada tahun 2010 atas
amnesti amnesti yang juga diberikan untuk ratusan tahanan politik.
Wirathu kini
menjabat sebagai kepala di Biara Masoeyein Mandalay. Di kompleks luas itu
Wirathu memimpin puluhan biksu dan memiliki pengaruh atas lebih dari 2.500 umat
Budha di daerah tersebut. Dari basis kekuatannya itulah Wirathu memimpin
gerakan anti-Islam “969”.
Entah sejak
kapan Wirathu mendengungkan kampanye. Namun kampanye provokatif itu mulai
meluas pada awal 2013. Ia berpidato di berbagai tempat, menyalakan kebencian
kaum Budha atas umat muslim. Selain melalui pidato, gerakan 969 juga menyebar
dengan cepat melalui stiker, brosur dan sebagainya. Kebencian dan anti-Islam
meluas dengan cepat, berbuah pembantaian dan pengusiran Muslim Rohingya.
“Saya bangga disebut sebagai umat
Buddha garis keras,” tutur Ashin
Ribuan
muslim Rohingya dilaporkan terbunuh dalam pembantaian selama beberapa tahun
terakhir. Sisanya bertahan hidup dengan keterbatasan dan ketertindasan. Ratusan
orang mencoba pergi menyelamatkan diri, hingga pekan lalu sampai di Aceh Sumatera
Utara setelah mengarungi laut lepas dengan kapal sederhana. Mereka
tak mau kembali ke Myanmar karena menghadapi pembantaian.
Pemerintah
Myanmar tak mengakui kewarganegaraan Rohingya karena menganggap kelompok muslim ini bukan merupakan kelompok etnis yang
sudah ada di Myanmar sebelum kemerdekaan negara itu pada 1948. Hal itu di
tegaskan oleh Presiden Myanma, Thein Sein, dalam Al Jazeera 29 juli 2012, bahwa
Myanmar tak mungkin memberi kewarganegaraan kepada kelompok Rohingya yang di
anggap imigran gelap dan pelintas batas Bangladesh.
Jaman sekarang masih membahas konflik beda agama? Hanya orang2 yang tidak memiliki wawasan luas dan orang yang kurang berpendidikan saja yang mau membahas konflik beda agama
BalasHapusSaya sudah pernah membaca tentang muslim Rohingya, mereka sudah ada sejak lama. Berarti itu hanya pemerintah Myanmar saja yang mengada-ada utk tdk memberi status kewarganegaraan kpd kelompok minoritas muslim Rohingya
BalasHapusBenar sekali, beberapa negara jg sudah menampung kaum muslim Rohingya. Tetapi itu malah mengurangi beban negara myanmar mereka malah tergantung pada negara lain yang mau menampung Rohingya
HapusBiksu apa seperti ini, seharusnya dia tdk pantas. Malah memberi contoh yang tdk baik
BalasHapusdan malah menjadi profokator bagi umatnya
Masyarakat seharusnya melihat bahwa bukan hanya teroris yang membawa" agama islam yang pantas di hukum. Tetapi contohnya seperti biksu di myanmar ini yang harus dihukum karena secara tidak langsung perlakuannya telah mengusir muslim Rohingya
BalasHapusPemerintah myanmar juga tidak adil hanya karena muslim rohingya kelompok minoritas maka pemerintahnya tdk memberi status kewarganegaraan dengan mereka
BalasHapusBiksu apa seperti ini. Bukannya berbuat adil kepada semua umatnya dan mengajarkan yang benar tetapi malah merusak nama baik agama
BalasHapus