Minggu, 13 Desember 2015

Anak kecil menjadi korban Suriah

Kedinginan dan ketakutan di lokasi jauh dari rumah. Berbaring di matras yang kotor sembari membayangkan kenangan pilu kematian anggota keluarga. Foto-foto ini menunjukkan lokasi darurat di mana anak-anak pengungsi Suriah tidur.

Sejak 2011, perang antara pemerintahan presiden Suriah Bashar al-Assad dan grup pemberontakan termasuk ISIS dan anggota militer Suriah telah memakan korban jiwa 200.000 orang. Mengantarkan sejumlah kurang lebih 4 juta pengungsi. Di antara mereka tidak sedikit yang masih berusia kanak-kanak. Di usia yang sangat muda, mereka telah menyaksikan kekerasan di depan mata. Kehidupan mereka di kota yang tentram seperti Aleppo dan Homs pun terenggut.

Foto-foto menggugah hati ini mendokomentasikan kondisi anak-anak korban perang pada malam hari. Dalam perjalanan menyeberangi negara dan mencari kehidupan yang lebih baik. Sebagian dari mereka ada dalam perjalanan yang beresiko menuju Eropa bersama keluarga mereka. Sementara yang lainnya menjalani kehidupan kejam di jalan-jalan setelah ditinggalkan orang-orang yang dicintai.

Abdullah, 5 tahun, tidur di sebuah matras kotor di stasiun pusat Belgrade. Ia mengidap kelainan pada darahnya dan menyaksikan saudara perempuannya dibunuh di rumahnya di Daraa, Suriah. Ibunya tidak memiliki uang untuk membiayai pengobatannya, dan Abdullah masih syok dan mendapat mimpi buruk.
Shehd, 7 tahun, suka menggambar. Namun, akibat trauma perang, ia hanya menggambar senjata api. Keluarganya kesulitan menemukan makanan selagi mereka berkelana di Hungaria.
Maram, 8 tahun, tidur di tempat tidur sementaranya di Amman, Jordan. Ia baru kembali ke sekolah saat sebuah roket menghancurkan rumahnya. Sepotong material atap rumah mengenai kepalanya. Mengakibatkannya terkena pendarahan otak. Selama 11 hari, ia ada dalam keadaan koma. Ia kini sudah sadar, namun rahangnya patah dan ia tidak bisa bicara.
Shiraz, 9 tahun, masih berusia 3 bulan saat terkena demam dan didiagnosa dengan polio. Kini ia tidur di buaian dari kayu di pengungsian di Suruc, Turki. Orangtuanya tidak bisa menghabiskan uang banyak untuk pengobatannya.

8 komentar:

  1. Astagfirullah,semoga ada hikmah di balik semua ini dan ada penyelesaian yang adil

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah banyak juga yang membantu anak2 seperti ini di suriah:)

    BalasHapus
  3. astagfirullah sangat kasian sekali anak-anak tersebut semoga isis dapat di brantas karena tidak mempunyai jiwa kemanusiaan

    BalasHapus
  4. Kasihan para korban yang sekarang hanya bisa terbaring dan menunggu bantuan. Banyak cita2 mereka yang telah hilang karena cacat fisik yang di alami

    BalasHapus
  5. Semoga anak2 para korban suriah ini medapatkan kehidupan yang layak kedepannya. Amin

    BalasHapus
  6. Astagfirullah tega sekali mereka yang sudah melakukan seperti ini hingga anak2 ini juga menjadi korban

    BalasHapus